Ibu Kudsus berkata: "Segala puji bagi Yesus."
"Hari ini, Aku datang kepada kamu dengan harapan untuk mengungkapkan segala kejahatan penyalahgunaan wewenang. Pemimpin - apakah politik atau lainnya - yang menyalahi jabatannya memiliki hati sombong. Dia menetapkan peraturan tidak adil dan mengambil kekuasaan atas hal-hal yang bukan miliknya untuk dipimpin. Keingintahuannya selalu pada kendali sendiri, bukannya kesejahteraan orang lain atau bahkan menjaga Kebenaran. Pemimpin yang begitu gila kuasa sering bekerja secara diam-diam di belakang layar untuk menghancurkan reputasi mereka yang mencoba hidup dalam Kebenaran. Dalam hal ini, dia selalu menyembunyikan diri di balik gelarnya, menggunakan itu sebagai pembenaran atas segala kesalahan."
"Anak-anakku, jaga dengan baik hakmu untuk memilih yang baik daripada yang buruk. Jangan biarkan siapa pun menentukan pilihan-pilihan yang harus kamu buat. Selalu gunakan Cinta Kudsus sebagai standar kebajikanmu, yang merupakan wujud dari Sepuluh Perintah Allah. Jangan anggap layak seorang pemimpin yang memerintah melawan Perintah-Perintah Allah - tidak peduli gelarnya, posisi atau wewenang."
"Ini adalah zaman sulit - zaman yang menuntut hati nurani dalam membedakan antara baik dan buruk. Ini adalah waktu ketika kejahatan menyamar sebagai kebaikan melalui kompromi Kebenaran, dan akhirnya penyalahgunaan wewenang."
"Anak-anakku, berdoalah banyak."