Sabtu, 15 Juli 2017
Sabtu, 15 Juli 2017

Sabtu, 15 Juli 2017: (St. Bonaventure)
Yesus berkata: “Wahai umat-Ku, kamu telah membaca kisah Yusuf dan bagaimana dia mengampuni saudara-saudaranya yang mencoba membunuhnya. Ini adalah rencana-Ku agar Yusuf menyediakan biji-bijian untuk menyelamatkan orang Yahudi dari kelaparan. Setelah Yusuf meninggal, para Firaun memperbudak orang Yahudi di lubang batu bata Goshen untuk membangun kota-kota Mesir. Setelah beberapa tahun penangkapan, Musa dibesarkan sebagai ‘Pembebas’ untuk membebasi orang Yahudi dari perbudakan bangsa Mesir. Ada juga paralel dengan Kewujudan-Ku sebagai Allah-Manusia ketika Aku menjadi Juruselamat bagi seluruh umat manusia dari dosa-dosa mereka. Bahkan Paskah orang Yahudi saat mereka dibebaskan, adalah Misa pertama di ‘Kehadiran Terakhir’. Kemudian penguburan dan Kebangkitan-Ku membebaskan jiwa untuk masuk surga, dan korban-Ku telah membuat perbaikan atas semua dosa-dosa kamu. Bergembiralah karena Aku adalah Juruselamatmu untuk memimpin kalian semua pada jalan menuju surga.”
(Misa pukul 16:00) Yesus berkata: “Wahai umat-Ku, Injil hari ini adalah perumpamaan yang Aku berikan tentang Petani menaburkan benih. Beberapa benih jatuh di tanah batu dan layu mati karena kurangnya akar. Benih lain jatuh di antara duri-duri, tetapi ketika tumbuh besar, ia terduga oleh duri-duri. Sisa benih jatuh di tanah baik, dan hasil panennya tiga puluh kali lipat, enam puluh kali lipat, dan seratus kali lipat. Kamu menyadari bahwa Benih adalah Firman-Ku, tetapi penting untuk memperhatikan bagaimana Firman-Ku diterima. Aku menanam Firman-Ku di dalam hatimu, dan seperti dalam penglihatan, Aku mengairi Firman-Ku dengan karunia-Ku untuk membantu kamu tumbuh dalam iman. Aku menjelaskan makna perumpamaan ini kepada murid-muridKu. Benih adalah Firman Allah. Benih yang jatuh di batu dan jalan keras, adalah orang-orang yang mendengar Firman-Ku, tetapi setan mengambilnya. Mereka tidak memiliki iman yang kuat, sehingga godaan menyebabkan mereka tidak menghasilkan buah. Benih yang jatuh di antara duri-duri, adalah orang-orang yang pertama kali gembira dengan Firman-Ku, tetapi imannya terduga oleh kebutuhan hidup, kekayaan, dan kenikmatan. Mereka juga tidak menghasilkan buah apapun. Benih yang jatuh di tanah baik, adalah orang-orang beriman sejati yang menerima Firman-Ku, dan mereka menghasilkan banyak buah rohani sesuai dengan bakti-bakti mereka. Aku berbicara banyak perumpamaan kepada umat manusia, dan Aku menggunakan gambaran-gambaran dan alam semesta agar mereka dapat memahami contoh-contohKu. Murid-muridKu diberi penjelasan tentang perumpamaan-perumpamaan itu sehingga mereka bisa menulis makna dalam Injil.”
Yesus berkata: “Wahai umatKu, kamu sangat membutuhkan lebih banyak imam, itu sebabnya Aku ingin kamu berdoa agar ada panggilan-panggilan baru ke imamat. Aku menunjukkan kepadamu baju hitam seorang imam tanpa kerah Romawi dalam wahyu ini. Berdoalah juga untuk semua calon imam supaya mereka dapat menyelesaikan niat menjadi imam. Berterimakasihlah atas panggilan-panggilan itu, karena para pria tersebut tetap berkelibat untuk Aku. Berdoalah pula bagi seluruh imam aktif kamu agar mereka bisa tetap dalam pengabdian imamatnya. Kamu perlu membantu mendukung pastor paroki dengan sumbanganmu, doamu, dan bantuan fisik di gerejamu. Tempat-tempat terbaik untuk memiliki tanah subur bagi panggilan ke imamat adalah tempat-tempat yang selalu ada Adorasi terhadap Mahakudus Aku. Kamu harus berterimakasih kepada semua imam yang memberikan Misa harian dan Misa Minggu. Berterimakasih juga kepada para imam yang memberi Sakramen Pengakuan, membaptis anak-anakmu, dan menikahkan anak-anak dewasa mu. Kamu juga perlu berterimakasih kepada uskup kamu karena mengonfirmasi anak-anakmu dengan Sakramen Konfirmasi. Bahkan dalam Misa-misa pemakaman, para imam ada di sana untuk menghibur keluarga yang bersedih. Para imam adalah teman terbaikmu karena mereka bertindak atas nama Aku selama Misa dan bagi sakramentamu. Hadiah Eukaristik Kehadiranku dibuat mungkin oleh para imam kamu. Berdoalah agar para imam kamu dilindungi secara rohani untuk memiliki jiwa yang murni, meskipun ada serangan setan.”